Cari

Selasa, 19 Juli 2011

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

1) Berpusat pada siswa
Pembelajaran terpadu berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran terpadu dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya
3) Meminimalisasi pemisahan matapelajaran
Dalam pembelajaran terpadu, pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tentang konsep dan prinsip yang saling tumpang tindih dan diangkat menjadi tema-tema yang otentik dan yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
4). Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran
Pembelajaran terpadu menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, Siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Model ini membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa melalui kegiatan pengembangan tema dan subtema.
5) Bersifat fleksibel
Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran terpadu bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. Menggunakan prinsip belajar menyenangkan bagi siswa. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

a. Keunggulan
Keunggulan model ini terletak pada kemudahan siswa belajar mengaitkan berbagai konsep atau prinsip dari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran sehingga diperoleh pemahamn baru yang utuh dan menyeluruh. Motivasi siswa dapat meningkat karena pemahaman mereka tentang suatu konsep atau prinsip baru dapat diperoleh secara lebih utuh dan bermakna.
Karena model ini berangkat dari menelaah berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran yang saling tumpang tindih dan hasilnya diangkat ke dalam tema pembelajaran, maka melalui pendekatan ini jam belajar siswa dapat berkurang.
Bagi pengajar, pengalaman menelaah kurikulum bersama tim lintas bidang ilmu dapat menambah wawasan mereka baik di bidang mereka sendiri, juga di bidang ilmu lainnya. Melalui hal ini kompetensi social para pengajar juga dapat berkembang. Selain itu, beban mengajar guru dalam waktu dapat diminimalisasi sehingga mereka dapat lebih focus pada memperhatikan dan memfasilitasi siswa dalam belajar.

b. Kelemahan
Pelaksanakan model ini diperlukan pengajar yang kritis dan memiliki kemampuan khusus dalam menelaah kurikulum dan menyusun peta konsep berdasarkan adanya tumpang tindih konsep dan prinsip dalam kurikulum. Dibutuhkan waktu yang cukup panjang dalam menyusun perencanaan pembelajarannya dan kemampuan pengajar dalam bekerja sama dalam tim yang baik. Model ini merupakan model yang paling rumit dibanding model keterpaduan yang lain sehingga dibutuhkan tenaga, waktu dan pikiran yang lebih dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
Berbagai kendala tersebut seringkali menyebabkan guru terperangkap hanya pada kegiatan belajar daripada pengembangan konsep dan prinsip yang saling tumpang tindih.

c. Rambu-rambu Pembelajaran terpadu
1. Tidak semua mata pelajaran harus dipadukan
2. Dimungkinkan terjadi penggabungan kompetensi dasar lintas semester
3. Kompetensi dasar yang tidak dapat dipadukan, jangan dipaksakan untuk dipadukan.
4. Kompetensi dasar yang tidak diintegrasikan dibelajarkan secara tersendiri.
5. Kompetensi dasar yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan secara tersendiri.
6. Tema-tema yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik siswa, karakteristik bidang ilmu yang dipadukan, kurikulum/ standar kompetensi, minat siswa, lingkungan, dan daerah setempat

d. Langkah-langkah pembelajaran terpadu sebagai berikut:
1. Siswa mencermati dan menelaah standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam kurikulum dari berberapa mapel untuk mendapatkan adanya tumpang tindih antara konsep dengan konsep, topic dengan topic. Hasil penelaahan kemudian dijadikan dasar untuk pengembangan focus pembelajaran sebagai gagasan yang otentik
2. Peserta mengembangkan tema dan sub tema dengan mengunakan pertanyaan kunci seperti pada contoh
3. Peserta mendiskusikan tentang tema dan sub tema yang akan dikembangkan sebagai focus pembelajaran dalam kelompok dalam kelompok. Jumlah mapel disesuaikan dengan tujuan pengembangan focus pembelajaran
4. Diskusikan pengembangan tema dan subtema yang berkaitan dengan focus pembelajaran yang telah ditentukan dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan kunci seperti contoh yang diberikan
5. Tuliskan hasil diskusi ke dalam bagan yang disediakan. Jumlah mapel yang akan dikembangkan tidak perlu terlalu banyak

Guru sebagai fasilitator bagi siswa, guru membantu siswa untuk pemecahan masalahnya.. dan siswa menemukan sendiri jawabannya. ini contoh pemaduan pembelajaran geografi dalam membaca peta dengan pembelajaran matematika dalam menghitung skala.siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang disajikan secara contektual learning, dimana siswa menemukan sendiri pengalaman belajarnya. ini contoh pembelajaran tentang himpunan dalam matematika dan pembelajaran biologi tentang jenis microba yang membantu pembusukan kompos organik.pembelajaran disajikan dengan model direct teaching, yaitu pembelajaran langsung dengan pengunaan media yang dapat menghilangkan kesan abstrak bagi siswa dalam memahami materi yang disajikan oleh guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar