Cari

Sabtu, 12 November 2011

Butuhkah Manusia Pada Matematika???

Oleh : FITRIADI, S.Pd.I
Dosen Jurusan Matematika FATAR Unmuha Aceh

Kalau kita perhatikan, dalam kehidupan sehari-hari, maka setiap manusia tidak pernah terlepas dengan matematika, bisa dalam bentuk sederhana dan bersifat rutin atau bisa dalam bentuk yang sangat kompleks. Sadar atau tidak, pengetahuan tentang matematika telah sering dipergunakan oleh masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan sehari-sehari. Pada zaman dahulu kala, ketika manusia masih menjalani kehidupan dengan sifat primitifnya tetapi mereka juga sudah menggunakan matematika sebagai alat dalam kehidupan mereka. Kehidupan primitive dulu seperti food gathering dan menggembala ternak, manusia menggunakan matematika sederhana untuk menandai lengkap tidaknya ternak yang mereka gembalakan, yaitu membuat relasi antara batu-batu dengan ternak mereka.
Ketika kehidupan manusia menuju kemajuan, coba perhatikan bagaimana para pedagang di pasar tradisional yang begitu mahir dan cepat menghitung jumlah pembelian dan sekaligus mengembalikan sisa uang pembeliannya. Sering pula kita dengar berita bagaimana para ahli matematika mengembangkan penemuan-penemuan baru pembelajaran matematika dengan tujuan untuk peningkatan pembelajaran matematika itu sendiri. Disaat Perkembangan pengetahuan dan teknologi semakin maju yang sepertinya dapat menopang perkembangan budaya dan kehidupan manusia di berbagai belahan bumi sejak masa lalu, kini, dan masa yang akan datang dipengaruhi oleh bidang kemajuan dalam bidang matematika. Oleh karena itu, wajar apabila pada tingkat materi-materi pelajaran di sekolah pun konsep-konsep matematika melekat pada berbagai pelajaran, seperti pelajaran fisika, kimia, biologi, ekonomi, sosial, bahkan pelajaran agama sehingga penguasaan konsep-konsep matematika merupakan prasyarat untuk dapat memahami dan mengembangkan cabang ilmu-ilmu yang lain.
Kebutuhan akan pemahaman dan penerapan konsep-konsep matematika dalam pelbagai lapangan kehidupan ini belum disadari dengan baik, karena kenyataan menunjukkan bahwa minat siswa-siswa kita dalam pelajaran matematika relatif rendah sehingga sangat jarang ditemukan siswa kita yang memahami konsep dan penerapan matematika dengan baik. Kenyataan ini tentu mengkhawatirkan di tengah ketertinggalan kita dalam bidang iptek dibandingkan dengan negara-negara lain.
Memperhatikan tujuan pembelajaran matematika sekolah sekarang ini yang tertuang dalam kurikulum KTSP adalah:
1. Mempersiapkan siswa agar mampu mengahadapi perubahan kehidupan, mempertahankan budaya bangsa Indonesia di era perdagangan bebas.
2. Menanamkan sifat dasar berpikir logis, sistematis, rasional, kritis, cermat, jujur, kreatif, efisien dan efektif.
3. Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah, menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan melalui penjelasan lisan, catatan, grafik, peta dan diagram
Gejala demikian seharusnya lebih mendorong kita untuk lebih berani melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran matematika yang berlansung hingga saat ini. Misalnya, melakukan pengembangan kurikulum yang dapat merespons tuntutan zaman, yakni yang mendukung arah orientasi pembelajaran matematika pada penerapan matematika dalam kehidupan nyata sehingga penguasaan konsep matematika oleh para siswa kita dimaksudkan selain sebagai bekal dalam melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi, juga dapat digunakan dalam kehidupan nyata sehari-hari. Tetapi yang lebih penting adalah peningkatan kapasitas para guru matematika di sekolah-sekolah agar mutu pembelajaran dapat ditingkatkan.
Berdasarkan penjelasan tujuan pengajaran di atas dapat dimengerti bahwa matematika itu bukan saja dituntut sekedar menghitung, tetapi siswa juga dituntut agar lebih mampu menghadapi berbagai masalah dalam hidup ini. Masalah itu baik mengenai matematika itu sendiri maupun masalah dalam ilmu lain, serta dituntut suatu disiplin ilmu yang sangat tinggi, sehingga apabila telah memahami konsep matematika secara mendasar dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika di sekolah lebih menekankan kepada tujuan yang bersifat material, antara lain karena tuntutan lingkungan yang sangat dipengaruhi oleh sistem pendidikan
Pembelajaran matematika yang diharapkan sekarang adalah sebuah pembelajaran yang kontektual yaitu menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kehidupan nyata sehingga akan membuat proses pembelajaran matematika menjadi lebih menarik, lebih nyata, dan berguna. Dengan demikian diharapkan dapat semakin menambah minat dan meningkatkan rasa keingintahuan siswa terhadap pelajaran matematika. Penumbuhan minat siswa terhadap pelajaran matematika sangat penting untuk mendapat prioritas karena rendahnya prestasi siswa kita pada pelajaran ini secara umum berawal dari minatnya yang sangat rendah yang mengantarkan pada gairah belajar yang rendah pula.
Membumihanguskan dalam-dalam perasaan negative pada matematika itu merupakan salah satu upaya yang perlu gencar dilakukan, diganti dengan perasaan yang lebih tepat yakni “matematika dalam pelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan dipelajari dan berguna dalam kehidupan”. Akan tetapi, apabila dalam praktiknya siswa kita menemukan kesulitan-kesulitan dalam memahami sebagian konsep-konsep matematika yang memang relatif kompleks, solusinya adalah kita jadikan keadaan ini sebagai bagian dari proses pembinaan pada skala sikap dan kepribadian, yaitu dengan menghubungkan konsep-konsep matematika dengan konsep iman dan takwa. Misalnya, konsep latihan kesabaran dan tidak mudah putus asa sehingga selalu berusaha sampai terpecahkan masalahnya dengan cara diskusi dan bertukar pikiran dengan teman-temannya. Atau, kita olah menjadi bagian pembelajaran untuk menghayati keagungan dan keluasan ilmu Sang Pencipta (al-Khalik) yang mengatur alam raya yang sangat rumit ini dengan tertib dan sempurna berdasarkan prinsip-prinsip matematika.
Sekarang ini peradaban manusia berubah dengan bagitu pesat, namun bidang matematika terus relevan dan menunjang terhadap perubahan ini. Matematika merupakan subjek yang sangat penting di dalam sistem pendidikan di seluruh negara di dunia ini. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari segala bidang, dibanding dengan negara negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subjek yang sangat penting. Seperti kita ketahui di negara kita, sejak sekolah dasar sampai universitas, syarat penguasaan matematika jelas sangat dibutuhkan, sampai saat ini kebutuhan manusia terhadap matematika tidak bisa diragukan lagi, bidang sain, statistika, matematika ekonomi, serta matematika teknik merupakan kebutuhan pokok bagi manusia dalam menjalani kehidupan ini
Begitulah matematika, telah banyak dipakai orang untuk membantu hal lain di luar matematika. Tetapi, matematika pun dipelajari orang untuk kepentingan matematika itu sendiri. Karena itulah, wajar kalau sebagian khalayak menyebut matematika sebagai human activities. Maksudnya, tiada lain adalah keadaan di mana manusia selalu melibatkan matematika dalam kegiatan hidupnya. Sejalan dengan sifat kegiatan manusia yang tidak selalu statis, pandangan mathematics as a human activity memuat makna matematika sebagai suatu proses yang aktif, dinamik, dan generatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar